Halo sobat Blogger, senang rasanya saya bisa kembali NgeBlog disini. adakah
yang kangen dengan saya? *ngarep
Oke langsung aja, Kali ini saya akan membagikan contoh makalah sejarah
indonesia yang berjudul "SEJARAH LAHIRNYA TENTARA NASIONAL INDONESIA DAN
PERIODE PEMBENTUKAN TENTARA NASIONAL INDONESIA". makalah ini telah saya
rangkum dari berbagai sumber dan makalah ini sudah lengkap mulai dari kata
pengantar sampai daftar pustaka. jadi kalau kalian punya tugas disuruh buat
makalah dengan judul kayak gini ya monggo langsung di copy paste aja, tapi
syaratnya jangan lupa cantumin sumbernya di daftar pustaka yoo (hargain
penulisnya) :) mohon maaf yoo kalau ada kesalahan, wong aku iki masih pemula
kok hehe...
jangan lupa komen saran&kritikannya yoo, jangan lupa juga di share ke sosmed kalian. terimakasih :)
MAKALAH SEJARAH LAHIRNYA TENTARA NASIONAL INDONESIA DAN PERIODE PEMBENTUKAN
TENTARA NASIONAL INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isi yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca sejarah Indonesia indonesia dalam profesi keguruan.
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kita dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makassar,15 Februari 2016
Penyusun
Nana Rezky Nurwana
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
………………………………………...….....i
DAFTAR ISI
……………………………………………………….....…...ii
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………….....1
A. Latar Belakang
……………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...1
C. Tujuan
…………………………………………………………......1
BAB II PEMBAHASAN
………………………………………………..2
A. Sejarah
Lahirnya Tentara Nasional Indonesia dan Periode
Pembentukan
Tentara Nasional Indonesia …………………………………………......2
Tentara Nasional Indonesia …………………………………………......2
BAB III PENUTUP
……………………………………………………....10
A.
Kesimpulan
………………………………………………………10
B. Saran-saran ………………………………………………………………10
Daftar
Pustaka………………………………………………………………11
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
rangka mempertahankan stabilitas Negara Indonesia membutuhkan suatu lembaga
yang dibentuk sebagai alat perahanan Negara,Yakni Tentara Nasional Indonesia.
TNI dibentuk melalui perjuangan bangsa Indonesia.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
Sejarah Lahirnya Tentara Nasional Indonesia dan Bagamana Periode Pembentukan
Tentara Nasional Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui
Sejarah Lahirnya Tentara Nasional Indonesia dan Mengetahui Tentang Periode
Pembentukan Tentara Nasional Indonesia!
BAB
II
LAHIRNYA
TENTARA NASIONAL INDONESIA
Sejarah
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibentuk
melalui perjuangan bangsa Indonesia untuk
mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari
ancaman Belanda yang
ingin kembali berkuasa menjajah Indonesia melalui kekerasan senjata. TNI pada
awalnya merupakan organisasi yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1945 menjadi
Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan selanjutnya diubah kembali menjadi Tentara
Republik Indonesia (TRI).
Pada
masa mempertahankan kemerdekaan ini, banyak rakyat Indonesia membentuk
laskar-laskar perjuangan sendiri atau badan perjuangan rakyat. Usaha pemerintah Indonesia untuk
menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan, sambil bertempur dan berjuang
untuk menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Untuk mempersatukan dua
kekuatan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara regular dan badan-badan
perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan
berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI)
secara resmi.
Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB)
pada bulan Desember 1949,
Indonesia berubah menjadi negara federasi dengan
nama Republik Indonesia Serikat (RIS).
Sejalan dengan itu maka dibentuk pula Angkatan Perang RIS (APRIS) yang
merupakan gabungan antara TNI dan KNIL.
Pada tanggal 17 Agustus 1950,
RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negera kesatuan,
sehingga APRIS berganti nama menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI).
Pada
tahun 1962,
dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan kepolisian negara
menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Penyatuan satu komando ini dilakukan dengan tujuan untuk mencapai tingkat
efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya dan menjauhkan pengaruh
dari kelompok politik tertentu. Pada tahun 1998 terjadi
perubahan situasi politik di
Indonesia. Perubahan tersebut berpengaruh juga terhadap keberadaan ABRI. Pada
tanggal 1 April 1999 TNI dan Polri secara
resmi dipisah menjadi institusi yang berdiri sendiri. Sebutan ABRI sebagai
tentara dikembalikan menjadi TNI, sehingga Panglima ABRI menjadi Panglima TNI.
Lahirnya Tentara Nasional Indonesia.
Sebagai
negara yang wilayahnya luas, tentara mutlak diperlukan sebagai
benteng pertahanan. Sebutan TNI (Tentara
Nasional Indonesia), lebih populer
dengan sebutan ABRI (Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia). Bagaimana
sejarah lahirnya Tentara Nasional
Indonesia? Terbentuknya TNI berpangkal
dari maklumat pembentukan TKR (Tentara
Keamanan Rakyat). Kesatuan TKR
kemudian berkembang menjadi TNI.
A. Badan
Keamanan Rakyat
Beberapa
minggu setelah proklamasi kemerdekaan, Presiden Sukarno masih bersikap
hati-hati. Hal ini berkaitan dengan sikap Jepang yang tidak senang kalau
terjadi perubahan status quo (dari negara jajahan menjadi negara merdeka),
apalagi sampai memiliki tentara. Sejak Jepang menyerah kepada Sekutu, Jepang
harus menjaga Indonesia agar jangan sampai terjadi perubahan sampai Sekutu tiba
di Indonesia. Oleh karena takut kepada pemerintah Sekutu, maka Jepang bersikap
keras kepada Indonesia. Sikap keras dan ketidaksenangan Jepang terhadap
Indonesia, misalnya melucuti persenjataan dan sekaligus membubarkan Peta pada
tanggal 18 Agustus 1945. Jepang khawatir Peta akan menjelma menjadi tentara
Indonesia. Oleh karena itu, Presiden Sukarno bersikap lebih hati-hati, agar
Republik Indonesia tetap dapat berlangsung. Sikap Sukarno yang demikian itu
tidak disenangi oleh para pemuda yang lebih bersifat revolusioner. Oleh karena
itu, para pemuda memelopori pembentukan badan-badan perjuangan. Sampai akhir
bulan Agustus 1945, sikap hati-hati Sukarno masih tetap dipertahankan. Hal ini
terbukti pada waktu diadakan sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945. Untuk menghadapi
situasi dalam sidang itu diputuskan, untuk pembentukan BKR (Badan Keamanan
Rakyat). BKR merupakan bagian dari BPKKP (Badan Penolong Keluarga Korban
Perang). Tujuan dibentuknya BKR untuk memelihara keselamatan masyarakat dan
keamanan di berbagai wilayah. Oleh karena itu, BKR juga dibentuk di berbagai
daerah, namun harus diingat bahwa BKR bukan tentara. Jadi, sampai akhir bulan
Agustus 1945, Indonesia belum memiliki tentara.
B. Tentara
Keamanan Rakyat
Sampai
akhir bulan September 1945, ternyata Indonesia belum memiliki kesatuan dan
organisasi ketentaraan secara resmi dan profesional. Presiden Sukarno dan Wakil
Presiden Moh. Hatta belum membentuk kesatuan tentara. Hal ini tampaknya sangat
terpengaruh oleh sikap serta strategi politik yang cenderung pada usaha
diplomasi. BKR hanya diprogram untuk menjaga keselamatan dan keamanan
masyarakat di daerah masing-masing. BKR kemudian menghimpun bekas-bekas anggota
Peta, Heiho, Seinendan, dan lain-lain. BKR bukan merupakan kekuatan bersenjata
yang bersifat nasional. Para pemuda belum puas dengan keberadaan BKR. Oleh
karena itu, badan-badan perjuangan terus mengadakan perlawanan terhadap
kekuatan Jepang. Angkatan Perang Inggris yang tergabung dalam SEAC (South East
Asian Command) mendarat di Jakarta pada tanggal 16 September 1945. Pasukan ini
dipimpin Laksamana Muda Lord Louis Mountbatten yang mendesak pihak Jepang untuk
mempertahankan statusquo di Indonesia. Indonesia masih dipandang sebagai daerah
jajahan seperti pada masa-masa sebelum 17 Agustus 1945. Dengan demikian maka
Jepang semakin keras dan berani untuk tetap mempertahankan diri dan melawan
gerakan para pemuda yang sedang melakukan usaha perlucutan senjata dan
perebutan kekuasaan. Pada tanggal 29 September 1945, mendarat lagi tentara
Inggris yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison, panglima dari
AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies). Kedatangan tentara AFNEI
ternyata diboncengi oleh tentara Belanda yang disebut NICA (Netherlands India
Civil Administration). Hal ini menimbulkan kemarahan bagi bangsa Indonesia.
Akhirnya, timbul berbagai insiden dan perlawanan terhadap kekuatan asing,
terutama terhadap Belanda. Dengan demikian ancaman dari kekuatan asing semakin
besar. Para pemimpin negara menyadari bahwa sulit mempertahankan negara dan
kemerdekaan tanpa suatu tentara atau angkatan perang. Sehubungan dengan itu,
maka pemerintah memanggil bekas mayor KNIL, Urip Sumoharjo dan ditugasi untuk
membentuk tentara kebangsaan. Urip Sumoharjo sejak zaman Belanda sudah memiliki
pengalaman di bidang kemiliteran. la termasuk lulusan pertama dari Sekolah
Perwira di Meester Cornelis yang didirikan Belanda. Kemudian, dikeluarkanlah
Maklumat Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945 tentang pembentukan TKR
(Tentara Keamanan Rakyat). Adapun maklumat itu berbunyi sebagai berikut. Untuk
memperkuat perasaan keamanan umum, maka diadakan suatu Tentara Keamanan Rakyat.
Jakarta, 5 Oktober 1945 Presiden Republik Indonesia Soekarno Urip Sumoharjo
diangkat sebagai Kepala Staf TKR. Sehari kemudian pemerintah mengeluarkan
maklumat yang isinya mengangkat Supriyadi (bekas komandan Peta) sebagai Menteri
Keamanan Rakyat. Selanjutnya, pada tanggal 9 Oktober 1945, KNIP mengeluarkan
perintah mobilisasi bagi bekas-bekas tentara, Peta, KNIL, Heiho dan
laskar-laskar yang ada untuk bergabung menjadi satu ke dalam TKR. Sementara
itu, kesatuan aksi atau badan-badan perjuangan para pemuda yang bersifat
setengah militer atau setengah organisasi politik (laskar-laskar) masih tetap
diizinkan beroperasi apabila tidak ingin bergabung kedalam TKR. Personalia
pimpinan TKR temyata belum mantap. Hal ini terutama disebabkan oleh tidak
munculnya tokoh Supriyadi. Supriyadi hilang secara misterius sejak berakhirnya
pemberontakan Peta di Blitar pada Februari 1945. Oleh karena itu, pada tanggal
20 Oktober 1945 diumumkan kembali pengangkatan pejabat-pejabat pimpinan di
lingkungan TKR. Susunan pimpinan TKR yang baru sebagai berikut.
1. Menteri
Keamanan Rakyat ad interim: Muhamad Suryoadikusumo
2. Pimpinan
Tertinggi TKR: Supriyadi
3. Kepala
Staf Umum TKR: Urip Sumoharjo
Ternyata,
Supriyadi tidak kunjung datang. Oleh karena itu, secara operasional
kepemimpinan yang aktif dalam TKR adalah Urip Sumoharjo. Ia memilih Markas
Besar TKR di Yogyakarta dan membagi TKR dalam 16 divisi. Seluruh Jawa dan
Madura dibagi dalam 10 divisi dan Sumatra dibagi menjadi 6 divisi. Mengingat
Supriyadi tidak pernah muncul, maka atas prakarsa Markas Tertinggi TKR, pada
tanggal 12 November 1945, diadakan pemilihan pemimpin tertinggi TKR yang baru.
Dalam, rapat pemilihan itu dihadiri oleh para Komandan Divisi, Sri Sultan
Hamengkubuwana IX, dan Sri Mangkunegoro X. Rapat dipimpin oleh Urip Sumoharjo.
Dalam rapat itu disepakati untuk mengangkat Kolonel Sudirman, Panglima Divisi V
Banyumas sebagai Panglima Besar TKR dan sebagai Kepala Staf,disepakati
mengangkat Urip Sumoharjo. Namun pengangkatan dan pelantikan Kolonel Sudirman
baru dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 1945, setelah pertempuran Ambarawa
selesai. Setelah pertempuran itu selesai, pangkat Sudirman menjadi Jenderal dan
Urip Sumoharjo menjadi Letnan Jenderal.
C. Dari
TKR, TRI, ke TNI
Sejarah
ketentaraan Indonesia terus mengalami perubahan pada masa awal kemerdekaan. TKR
dengan sebutan keamanan rakyat, dinilai hanya merupakan kesatuan yang menjaga
keamanan rakyat yang belum menunjukkan sebagai suatu kesatuan angkatan
bersenjata yang mampu melawan musuh dengan perang bersenjata. Jenderal Sudirman
ingin meninjau susunan dan tata kerja TKR. Kemudian atas prakarsa Markas
Tertinggi TKR, pemerintah mengeluarkan Penetapan Pemerintah No.2/SD 1946
tanggal 1 Januari 1946. Isi dari Penetapan Pemerintah itu adalah mengubah nama
Tentara Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kementerian
Keamanan Rakyat diubah menjadi Kementerian Pertahanan. Belum genap satu bulan,
sebutan Tentara Keselamatan Rakyat diganti dengan TRI (Tentara Republik
Indonesia). Hal ini berdasarkan pada Maklumat Pemerintah tertanggal 26 Januari
1946. Di dalam maklumat itu ditegaskan bahwa TRI merupakan tentara rakyat,
tentara kebangsaan, atau tentara nasional. Namun dalam maklumat itu tidak
menyinggung tentang kedudukan badan-badan perjuangan atau kelaskaran di luar
TKR. Di dalam Lingkungan Markas Tertinggi, TRI kemudian disempurnakan dengan
dibentuknya TRI Angkatan Laut yang kemudian dikenal dengan ALRI (Angkalan Laut
Republik Indonesia) dan TRI Angkatan Udara yang dikenal dengan AURI (Angkalan
Udara Republik Indonesia). Tanggal 17 Mei diadakan beberapa perubahan di dalam
organisasi. Beberapa perubahan itu antara lain sebagai berikut.
1. Di
lingkungan Markas Besar:
a. Panglima
Besar: Jenderal Sudirman
b. Kepala
Staf Umum : Letnan Jenderal Urip Sumoharjo
2. Pengurangan
jumlah divisi:
a. Jawa
- Madura yang semula 10 divisi dijadikan 7 divisi ditambah 3 brigade di Jawa
Barat
b. Sumatra
semula 6 divisi menjadi 3 divisi.
3. Dalam
Kementerian Pertahanan:
a. dibentuk
Direktorat Jenderal bagian militer, yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Sudibyo,
dan
b. dibentuk
biro khusus yang menangani badan-badan perjuangan dan kelaskaran.
Situasi
negara semakin genting. Aksi-aksi pihak tentara Belanda semakin mengancam
kehidupan dan kelangsungan Republik Indonesia. Untuk menghadapi situasi yang
semakin membahayakan ini, maka diperlukan kekuatan tentara yang kompak dan
bersatu padu. Sementara dalam kenyataannya, Indonesia masih menghadapi
masalah-masalah yang berkaitan dengan kekuatan bersenjata kita. Di samping
tentara resmi TRI, ALRI, dan AURI, masih ada laskar-laskar. Pada umumnya
kesatuan kelaskaran lebih condong kepada induk partainya yang seideologi dan
belum tentu searah dengan perjuangan para tentara yang tergabung dalam TRI.
Jelas ini akan memperlemah perjuangan bangsa dalam menghadapi aksi-aksi kaum
Belanda.
Sehubungan
dengan kenyataan itu maka pada tanggal 5 Mei 1947, Presiden mengeluarkan dekrit
yang berisi tentang pembentukan panitia yang disebut Panitia Pembentukan
Organisasi Tentara Nasional. Panitia itu dipimpin sendiri oleh Presiden
Sukarno. Setelah panitia itu bekerja, akhirnya keluar Penetapan Presiden
tentang pembentukan organisasi TNI (Tentara Nasional Indonesia). Mulai tanggal
3 Juni 1947, secara resmi telah diakui berdirinya TNI sebagai penyempurnaan
dari TRI. Segenap anggota angkatan perang yang tergabung dalam TRI dan anggota
kelaskaran dimasukkan ke dalam TNI. Dalam organisasi ini telah dimiliki TNI
Angkatan Darat (TNI AD), TNI Angkatan Laut (TNI AL), dan TNI Angkatan Udara
(TNI AU). Semua itu terkenal dengan sebutan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia). Saat ini Angkatan Bersenjata Republik Indonesia kembali bernama
Tentara Nasional Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas dapat saya simpulkan bahwa
bahwa TNI dibentuk melalui perjuangan bangsa Indonesia untuk
mempertahankan Proklamasi kemerdekaan Indonesia dari ancaman Belanda yang ingin
kembali berkuasa menjajah Indonesia melalui kekerasan senjata.
B. Saran-saran
Makalah
dengan judul Lahirnya Tentara Nasional Indonesia ini
saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Nuh, Mohammad. 2014. Sejarah Indonesia:
Jakarta
Emperor Casino Online Review - Shootercasino
BalasHapusOur review of Emperor Casino Online 1xbet gives you the 제왕카지노 best online casino experience for your payment methods, bonuses, and more! Check the casino Rating: 4 메리트카지노 · Review by ShootingCasino